BAHAN KHOTBAH
Ibadah POLTEKKES KEMENKES Medan Jurusan Keperawatan
31,
Januari 2014
“IMAN DAN PERBUATAN”
(Yakobus 2: 14-17)
Perbuatan baik tidak menyelamatkan kita
Rasul Yakobus memberitahu kita dengan sangat jelas di dalam Yak
2:14 bahwa iman tanpa perbuatan itu tidak ada gunanya. Dia juga melanjutkan
dengan menanyakan apakah iman yang semacam ini bisa menyelamatkan kita. Sudah
tentu, jawaban atas pertanyaan ini adalah, 'Tidak.' Yang ingin disampaikan oleh
Yakobus adalah: iman tanpa disertai perbuatan itu tidak bisa menyelamatkan
kita. Mengapa dia berkata seperti itu? Bukankah kita dibenarkan oleh iman?
Apakah memiliki iman saja tidak cukup? Apakah kita perlu menambahkan perbuatan
untuk bisa diselamatkan?
Perbuatan
baik adalah tanda bahwa kita telah diselamatkan
Sebenarnya,
semua ini diambil dari ajaran Yesus. Bukankah Yesus mengucapkan hal yang sama
di dalam Matius 5:16? Dia ingin agar terang kita bersinar di hadapan
orang-orang supaya mereka bisa melihat perbuatan-perbuatan baik kita bagi
kemuliaan Bapa di surga. Yesus memakai istilah terang dalam menggambarkan
perbuatan baik kita. Kita sering berkata bahwa orang Kristen adalah terang
dunia. Akan tetapi kita juga berkata bahwa mereka yang percaya kepada Yesus
dibenarkan oleh iman dan perbuatan baik tidaklah penting. Kita mengira bahwa
selama kita mengaku percaya kepada Yesus, maka kita akan diselamatkan sekalipun
hidup kita lebih buruk daripada orang dunia. Bukankah penalaran semacam ini
bertentangan dengan ajaran Yesus? Yesus tidak berkata bahwa orang dunia akan
melihat iman Anda lalu memuliakan Bapa Surgawi kita. Dia berkata bahwa
perbuatan-perbuatan baik Anda adalah terang dan ketika orang-orang melihat
karya ajaib dari Allah di dalam hidup Anda, maka mereka akan memuliakan Allah.
Mari
kita baca Yakobus 2:18 bersama-sama. Pernahkah Anda perhatikan kemiripan antara
apa yang disampaikan oleh Yakobus dengan ucapan Yesus? Setiap orang Kristen
akan mengaku percaya kepada Allah akan tetapi bagaimana orang lain bisa melihat
iman Anda? - tentu saja melalui perbuatan-perbuatan Anda. Kita tidak perlu
terus menerus berkata bahwa kita adalah orang-orang yang percaya kepada Yesus.
Proklamasi semacam ini tidak akan membuktikan apa-apa jika tindakan kita tidak
menunjukkan iman kita kepada Allah.
Mari
saya beri satu contoh: banyak orang Krsiten yang percaya akan kerajaan Allah,
pada hidup kekal. Mereka akan berkata kepada orang lain bahwa berkat terbesar
di dalam hidup ini adalah kepercayaan kepada Yesus. Akan tetapi, hal yang bisa
Anda lihat di dalam hidup mereka adalah bahwa mereka selalu sibuk mengejar
hal-hal yang duniawi. Mereka mementingkan uang, kedudukan dan pendidikan -
hal-hal yang dipentingkan dan dikejar oleh orang dunia. Segenap hidup dan
tenaga mereka curahkan untuk mengejar kepentingan duniawi. Akan tetapi, pada
saat yang bersamaan, mereka mengatakan kepada orang lain kalau mereka percaya
bahwa Yesus akan datang kembali, bahwa mereka akan memperoleh hidup kekal,
bahwa segala sesuatu yang duniawi ini bersifat fana dan akan segera berlalu.
Anda
lihat, saat Anda bertemu dengan orang yang benar-benar beriman, Anda tidak
perlu menunggu sampai dia berbicara tentang kebenaran yang tinggi. Anda bisa
tahu bahwa dia adalah orang yang beriman dari cara hidupnya. Anda bisa sampai
pada pengertian tentang iman yang sejati dari orang yang seperti itu. Inilah
sebabnya mengapa rasul Yakobus berkata di ayat 21 bahwa iman tanpa perbuatan
itu mati. Inilah kebenaran yang mutlak. Kita tak boleh menipu orang lain dan
diri kita sendiri dengan membual telah memiliki iman tanpa didukung perbuatan
yang sesuai. Iman semacam ini diartikan sebagai kegelapan di dalam ajaran Yesus
di dalam Injil Matius - iman semacam itu mati.
Contoh
iman yang mati
Rasul
Yakobus mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari di dalam ayat 15-16. Dia
berkata, "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan
kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: 'Selamat
jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!', tetapi ia tidak
memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?"
Hal
apakah yang ingin disampaikan oleh rasul Yakobus dari contoh ini? Yang ingin
dia sampaikan adalah: apakah Anda berani menyatakan bahwa Anda memiliki iman
akan tetapi Anda tidak melakukan hal yang Anda tahu harus dikerjakan, saat Anda
tahu persis bahwa itulah kehendak Allah namun Anda tidak mengerjakannya? Iman
yang Anda banggakan ini sebenarnya adalah iman yang mati di mata Allah! Itu
bukanlah iman yang menyelamatkan!
Bagaimana
Anda tahu iman Anda iman yang menyelamatkan?
Sebelum
kita lanjutkan pembahasan mengenai iman dan perbuatan ini, izinkan saya
mengajukan pertanyaan seperti yang disampaikan oleh rasul Yakobus, "Dengan
cara apa Anda bisa tahu bahwa Anda adalah orang yang memiliki iman?"
Bagaimana Anda bisa tahu bahwa iman Anda adalah iman yang menyelamatkan? Rasul
Yakobus memberitahu kita di dalam ayat 19 tentang adanya berbagai macam iman.
Setan juga percaya kepada Allah dan kepercayaannya itu malah lebih mendasar
daripada Anda karena sampai menimbulkan takut dan gentar di hatinya. Apakah
iman kita membawa kita pada keadaan takut akan Allah? Oleh karena itu,
janganlah mengira bahwa keyakinan intelektual adalah jenis iman yang
menyelamatkan menurut Alkitab.
Bagaimana
sikap kita, menghadapi Pergumulan besar, penderitaan, kesulitan dalam hidup? Sabar, kesabaran bukan hal yang membawa
dukacita, kesabaran artinya terus berharap dalam segala situasi. Pengharapan
selalu ada pada diri orang yang karakternya dibangun di atas batu karang yang
teguh dan bukan di atas pasir. Ingat “orang
yang tidak memiliki kesabaran adalah orang yang tidak memiliki harapan” .
kita dapat menganggap berbagai peristiwa dalam hidup sebagai beban atau berkat.
Selama apa yang kita hadapi kita anggap beban, maka hidup kita akan dikuasai
beban. kesabaran mengatakan “jangan berontak, Allah memilki rencana untuk
kebaikanmu”.
Joki
Manaek Manalu :
Mahasiswa STT-HKBP
Pematangsiantar
Dimananya pak joki ayat 17
BalasHapus