Khotbah
Minggu VI Dung Trinitatis: 27 Juli 2014
HKBP
Aritonang Ressort Muara : Ibadah
dalam bahasa Indonesia
“HIDUP DIPIMPIN ROH” ROMA 8: 26-30
I.
Pengantar
Kitab Roma adalah kitab pengajaran yang ditulis oleh Rasul Paulus.
Salah satu topik dalam surat ini mengenai “Hidup Dipimpin Roh”, dalam surat ini
Paulus menekankan Hidup Dipimpin Roh, lalu apa itu Hidup Dipimpin Roh? Mengapa
jemaat di Roma harus Hidup Dipimpin Roh?
Apakah yang terjadi di Roma pada waktu itu sehingga Paulus menulis surat
ini? Apakah kita akan menerima kematian atau maut jika tidak Hidup Dipimpin
Roh? Dan apapula implikasi yang kita dapatkan dari Hidup Dipimpin Roh sebagai
orang Kristen pada masa sekarang ini? Memahami Kitab Roma berarti memahami
Kekristenan, karena Surat Roma membentuk pengajaran Yesus menjadi dasar
kebenaran bagi Gereja di segala zaman. Untuk itu penyanyi akan membahas topik
ini, agar kiranya sajian ini dapat lebih memperlengkapi penyaji dan pembaca
dalam memahami Hidup Dipimpin Roh.
II.
Penjelasan Nats
Paulus
memerintahkan orang Kristen supaya “Berjalan dalam Roh” artinya bukan berjalan
dengan keinginan daging. Kewajiban orang Kristen sebagai orang percaya agar
berjalan dalam hidup baru. Jika kita hidup oleh Roh, maka kita harus mengikut
Roh, karena Yesus telah memerdekakan umatNya (kita) dari hukum dosa dan hukum
maut. Ketika hukum disalahgunakan, maka hal itulah yang akan mebawa kematian.
Hukum Taurat adalah baik, namun karena manusia lemah dan penuh dosa
kedagingannya, Taurat menjadi “tidak memiliki kekuatan” sehingga Taurat tidak
mampu dipenuhi manusia. Hukum kembali dinyatakan Allah didalam Roh melalui
Yesus yang memiliki tubuh seperti manusia, maka Yesus telah menjadi satu dengan
manusia supaya manusia tidak lagi jatuh kepada dosa didalam daging. Dimana
Yesus telah menjadi suatu persembahan “karena dosa”, Yesus datang untuk mati,
Dia yang tidak berdosa (tidak bercacat) tetapi menjadi suatu persembahan karena
dosa. Dalam kata lain, tujuan Allah mengutus Yesus adalah untuk mewujudkan atau
menyempurnakan Hukum Taurat. Tindakan penyelamatan Allah melalui Yesus adalah
untuk menjaga Hukum Taurat, yang membedakan adalah bahwa yang mengalahkan dosa
dan kelemahan daging manusia adalah “Roh” yaitu melalui Yesus. Sehingga Hukum
Roh menjadi bagian dari persyaratan hukum yang harus dilakukan oleh orang-orang
yang berjalan didalam/dipimpin oleh Roh.[1]
III. Aplikasi
dan Pesan Khotbah
Kita yang dikasihi
didalam Kristus Yesus, sering kali kita
merasa berat dan tak berdaya menyampaikan segala permohonan kita kepada
Tuhan, karena dosa yang telah menguasai diri kita. sebagai orang Kristen, kita
harus mampu memikul salib dalam kehidupan kita. apakah memikul salib dalam
hidup kita?? bagaimana sikap kita dalam menghadapi perkara dalam hidup kita??
Seperti yang tertulis dalam Matius 10:22, “Hosoman
ni saluhut jolma do hamu ala ni goarhu, alai nasa na manahan ro di ujungna, i
do paluaonna”. Dipatudos si Paulus do sitaonon di angka na porsea songon
pambebeon na niae ni ina namanubuhon posoposona. Hansit do diae angka ina molo
dung mambebe, alai ditaon do i ala tongkinnari las ma rohana dung topap
posoposo i. Orang yang percaya harus berani menghadapi perjalanan hidup yang
penuh ujian dan kesesakan, harus mampu bertahan dalam penderitaan. Ada benang
merah atau hubungan yang dapat kita lihat terhadap penderitaan Kristus, Kristus yang harus menerima dan menjalani
penderitaan agar sampai pada kemuliaanNya, begitu juga orang Kristen harus
melewati penderitaan dalam hidup supaya akhirnya menerima sukacita dalam
hidupnya.
Hidup kita akan selalu dalam
penyertaan Tuhan:
1. Jika
kita mau hidup dekat dengan Tuhan. Dimana penyertaan Tuhan akan ada pada kita
melalui Roh Kudus yang menyampaikan segala permohonan kita pada Allah.
2. Jika
kita hidup dalam pengharapan. Ayat 28. Adong panghirimon na mangolu. Meski
hidup dalam penderitaan, orang Kristen harus bertahan dalam kesusahan itu
sambil berpengharapan kepada Allah. Lukas 1:37,Jangan mudah menyerah dan pasrah
pada keadaan.
“Habengeton do
tanda ni parsihohoton manghaposi
Kristus, jala habengetoni do hataridaan ni na mangula Tondi Porbadia di
Rohanta. Amen.
Joki Manaek
Manalu :
Mahasiswa STT-HKBP Pematangsiantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar