Selasa, 03 Maret 2015

Khotbah : Roma 8:26-30 (HKBP Aritonang)

Khotbah Minggu VI Dung Trinitatis: 27 Juli 2014
HKBP Aritonang Ressort Muara : Ibadah dalam bahasa Indonesia


“HIDUP DIPIMPIN ROH” ROMA 8: 26-30

I.      Pengantar
Kitab Roma adalah kitab pengajaran yang ditulis oleh Rasul Paulus. Salah satu topik dalam surat ini mengenai “Hidup Dipimpin Roh”, dalam surat ini Paulus menekankan Hidup Dipimpin Roh, lalu apa itu Hidup Dipimpin Roh? Mengapa jemaat di Roma harus Hidup Dipimpin Roh?  Apakah yang terjadi di Roma pada waktu itu sehingga Paulus menulis surat ini? Apakah kita akan menerima kematian atau maut jika tidak Hidup Dipimpin Roh? Dan apapula implikasi yang kita dapatkan dari Hidup Dipimpin Roh sebagai orang Kristen pada masa sekarang ini? Memahami Kitab Roma berarti memahami Kekristenan, karena Surat Roma membentuk pengajaran Yesus menjadi dasar kebenaran bagi Gereja di segala zaman. Untuk itu penyanyi akan membahas topik ini, agar kiranya sajian ini dapat lebih memperlengkapi penyaji dan pembaca dalam memahami Hidup Dipimpin Roh.

II.    Penjelasan Nats
Paulus memerintahkan orang Kristen supaya “Berjalan dalam Roh” artinya bukan berjalan dengan keinginan daging. Kewajiban orang Kristen sebagai orang percaya agar berjalan dalam hidup baru. Jika kita hidup oleh Roh, maka kita harus mengikut Roh, karena Yesus telah memerdekakan umatNya (kita) dari hukum dosa dan hukum maut. Ketika hukum disalahgunakan, maka hal itulah yang akan mebawa kematian. Hukum Taurat adalah baik, namun karena manusia lemah dan penuh dosa kedagingannya, Taurat menjadi “tidak memiliki kekuatan” sehingga Taurat tidak mampu dipenuhi manusia. Hukum kembali dinyatakan Allah didalam Roh melalui Yesus yang memiliki tubuh seperti manusia, maka Yesus telah menjadi satu dengan manusia supaya manusia tidak lagi jatuh kepada dosa didalam daging. Dimana Yesus telah menjadi suatu persembahan “karena dosa”, Yesus datang untuk mati, Dia yang tidak berdosa (tidak bercacat) tetapi menjadi suatu persembahan karena dosa. Dalam kata lain, tujuan Allah mengutus Yesus adalah untuk mewujudkan atau menyempurnakan Hukum Taurat. Tindakan penyelamatan Allah melalui Yesus adalah untuk menjaga Hukum Taurat, yang membedakan adalah bahwa yang mengalahkan dosa dan kelemahan daging manusia adalah “Roh” yaitu melalui Yesus. Sehingga Hukum Roh menjadi bagian dari persyaratan hukum yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berjalan didalam/dipimpin oleh Roh.[1]

III.  Aplikasi dan Pesan Khotbah
Kita yang dikasihi didalam Kristus Yesus, sering kali kita  merasa berat dan tak berdaya menyampaikan segala permohonan kita kepada Tuhan, karena dosa yang telah menguasai diri kita. sebagai orang Kristen, kita harus mampu memikul salib dalam kehidupan kita. apakah memikul salib dalam hidup kita?? bagaimana sikap kita dalam menghadapi perkara dalam hidup kita?? Seperti yang tertulis dalam Matius 10:22, “Hosoman ni saluhut jolma do hamu ala ni goarhu, alai nasa na manahan ro di ujungna, i do paluaonna”. Dipatudos si Paulus do sitaonon di angka na porsea songon pambebeon na niae ni ina namanubuhon posoposona. Hansit do diae angka ina molo dung mambebe, alai ditaon do i ala tongkinnari las ma rohana dung topap posoposo i. Orang yang percaya harus berani menghadapi perjalanan hidup yang penuh ujian dan kesesakan, harus mampu bertahan dalam penderitaan. Ada benang merah atau hubungan yang dapat kita lihat terhadap penderitaan Kristus,  Kristus yang harus menerima dan menjalani penderitaan agar sampai pada kemuliaanNya, begitu juga orang Kristen harus melewati penderitaan dalam hidup supaya akhirnya menerima sukacita dalam hidupnya.
Hidup kita akan selalu dalam penyertaan Tuhan:
1.      Jika kita mau hidup dekat dengan Tuhan. Dimana penyertaan Tuhan akan ada pada kita melalui Roh Kudus yang menyampaikan segala permohonan kita pada Allah.
2.      Jika kita hidup dalam pengharapan. Ayat 28. Adong panghirimon na mangolu. Meski hidup dalam penderitaan, orang Kristen harus bertahan dalam kesusahan itu sambil berpengharapan kepada Allah. Lukas 1:37,Jangan mudah menyerah dan pasrah pada keadaan.
“Habengeton do tanda ni parsihohoton  manghaposi Kristus, jala habengetoni do hataridaan ni na mangula Tondi Porbadia di Rohanta. Amen.

                                                                                           Joki Manaek Manalu :
                                                                                                 Mahasiswa STT-HKBP Pematangsiantar


[1] James. D. G. Dunn, The Theology of Paul the Apostle, Edinburg: T&T CLARK. 1998.hlm. 642-646

Tidak ada komentar:

Posting Komentar